Rabu, 19 Agustus 2009

Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak /Pendidikan Anak Usia Dini Ar-Rahman Desa Sirnabaya Kec. Gunungjati Kab. Cirebon



Dasar Penyelenggaraan Pendidikan TK
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah.

Kebijakan Penyelenggaraan TK

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002, Pasal 9 ayat 1 : “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 28 (1) : “Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar”.Pasal 28 (2) : “Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal”.Pasal 28 (3) : “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990
Pasal 1.1 : “Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah”.Pasal 1.2 : “Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar”.

Tujuan Pendidikan TK
Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal 1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);

Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik (Penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003);

Membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990).

Bentuk dan Program Pendidikan TK
TK merupakan satuan pendidikan pada jalur formal bagi anak usia 4 s.d 6 tahun (Pasal 1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 jo. Pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990);

Lama pendidikan : 1 atau 2 tahun (Pasal 4 ayat 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990);

Pendidikan di TK dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun;
Kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada butir di atas bukan merupakan jenjang yang harus diikuti oleh setiap anak didik. Dengan kata lain, bahwa setiap anak didik dapat berada selama 1 (satu) tahun pada Kelompk A atau Kelompok B, atau selama 2 (dua) tahun pada Kelompok A dan Kelompok B.

Pelaksanaan Pendidikan TK
Pengertian
Sebutan “Taman” pada Taman Kanak-Kanak mengandung makna “tempat yang aman dan nyaman (safe and comportable) untuk bermain” sehingga pelaksanaan pendidikan di TK harus mampu menciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman sebagai wahana tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan tahap tumbuh kembang anak didik, kesesuaian dan keamanan alat dan sarana bermain, serta metode yang digunakan dengan mempertimbangkan waktu, tempat, serta teman bermain.

Penataan Lingkungan
Penataan lingkungan tempat anak bermain perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebaik-baiknya, agar tercipta rasa aman dan nyaman, sehingga akan menumbuhkan keberanian anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya (self curiousity) dan keinginan untuk menjalin hubungan social dengan lingkungannya.Lingkungan yang bersih, tertata rapi dengan sentuhan estetika, menarik dan teratur akan menumbuhkan sikap dan perilaku anak yang konsisten. Lingkungan yang kaya akan sentuhan nilai-nilai religious, social-budaya, pengenalan abjad, angka, bentuk, gambar, dan aneka warna akan mampu menumbuhkan minat anak secara lebih signifikan. Perpustakaan hendaknya dilengkapi dengan buku-buku cerita, gambar-gambar dan rak dengan berbagai permainan, model, peralatan untuk bermain peran yang ada di lingkungan anak juga akan memperkaya imajinasi, kreatifitas dan mental anak dalam mengekspresikan diri.

Prinsip
Pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip : “Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain”. Bermain merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri.
Melalui pendekatan bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek psikis dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni. Pada prinsipnya bermain mengandung makna yang menyenangkan, mengasyikkan, tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan lebih mementingkan proses mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir.Pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsure bermain lebih dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsure belajar mulai dominan). Dengan demikain anak didik tidak merasa canggung menghadapi pendekatan pembelajaran pada jenjang pendidikan selanutnya.

Pengenalan Membaca, Menulis dan Berhitung
Pengenalan membaca, menulis dan berhitung (calistung) dilakukan melalui pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Oleh karena itu pendidikan di TK tidak diperkenankan mengajarkan materi calistung secara langsung sebagai pembelajaran sendiri-sendiri (fragmented) kepada anak-anak. Konteks pembelajaran calistung di TK hendaknya dilakukan dalam kerangka pengembangan seluruh aspek tumbuh kembang anak, dilakukan melalui pendekatan bermain dan disesuaikan dengan tugas perkembangan anak.Menciptakan lingkungan yang kaya dengan “keaksaraan” akan lebih memacu kesiapan anak untuk memulai kegiatan calistung.

Pengenalan Bahasa Asing
Kegiatan berbahasa pada anak dimulai dari konteks lingkungan terdekat. Penggunaan bahasa ibu merupakan awal perkembangan kemampuan berkomunikasi secara lisan atau verbal dan tulisan.
Apabila akan melakukan pengenalan bahasa asing di TK perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Dilakukan dalam situasi alamiah, bukan situasi kelas, bersifat individual atau kelompok kecil,Bersifat pengenalan kosa kata dan pengucapannya,Tidak mengurangi kecintaan terhadap bahasa Indonesia, bahasa ibu atau bahasa daerah,Sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah setempat.Penggunaan bahasa asing dengan maksud hanya untuk mencari ‘prestise’ dan mengabaikan kepatutan pada perkembangan anak tidak diperkenankan.

Pekerjaan Rumah (PR)
Pada usia 4 s.d 6 tahun, kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi lebih penting dibandingkan dengan kemampuan skolastik. Oleh karena itu, pendidikan di TK tidak diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak didik dalam bentuk apapun.

Perpisahan
Perpisahan TK seyogyanya dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi tumbuh kembang anak. Perpisahan hendaknya dimanfaatkan sebagai media silaturrahmi antara anak didik, guru, orang tua dan masyarakat. Perpisahan bukan untuk meningkatkan prestise TK maupun orang tua. Oleh karena itu kegiatan seremonial seperti wisuda dengan menggunakan toga tidak perlu dilakukan.

Pembinaan Kelembagaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 pasal 4 ayat 2 menetapkan, bahwa TK merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan :
Tidak mengubah status kelembagaan pendidikan TK yang merupakan jalur pendidikan formal menjadi jalur pendidikan non formal,Memastikan bahwa pengelolaan dan pembinaan pendidikan TK tetap berada di jalur pendidikan formal.

Kamis, 23 Juli 2009

Hari Anak Nasional


anggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Berbanggalah anda yang saat ini masih berstatus sebagai anak. Bagaimana tidak? Hari ini sengaja didedikasikan bagi kita, anak-anak Indonesia. Anak-anak yang akan dan sedang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik.

Orang tua selalu mengatakan sampai umur berapapun kita, selama mereka hidup di dunia ini kita akan selalu menjadi seorang anak di mata mereka. Terkadang hal ini masih sulit diterima oleh sebagian orang. Masa sudah punya anak masih terus dibilang anak-anak :d. Perasaan ini baru terasa sampai akhirnya menginjak fase hidup seperti orang tua kita.

Sejak hari ini, mari kita jalani hidup dengan tambahan semangat dari HAN. Sebagai anak yang mulai ‘dewasa’ coba berusaha memberikan sesuatu yang lebih bermakna dalam hidup anak-anak kita. Tidak hanya anak sendiri, tapi juga anak-anak yang lain. Pastikan mereka mempunyai bekal tidak hanya harta dan jabatan. Pastikan mereka mempunyai modal hati dan pikiran yang kuat. Semua itu kelak akan menjadi bekal mereka dalam hidup berdampingan di Indonesia yang lebih baik nantinya.

Selamat Hari Anak Nasional sahabat!

Minggu, 19 Juli 2009

MASALAH YANG DIHADAPI PAUD AR-RAHMAN



Dalam kurun waktu selama 4 tahun ajaran yang kami laksanakan sejak tahun ajaran 2003 /2004 sampai dengan tahun ajaran 2008/ 2009 berpegangan pada jalur Pendidikan Luar Sekolah . Yaitu merekrut usia 0 tahun sampai dengan 6 tahun .
Hambatan yang kami temui dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini dalam bentuk Kelompok Bermain ( Kober ) yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-Rahman Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sirkaya menemui kendala , hambatan dalam menemukan permasalahan yang dihadapi, antara lain :
1. Rata – rata orang tua / wali warga belajar berstatus social kurang mampu.
2. Tidak adanya bantuan dari donatur yang mengikat atau tidak mengikat untuk keberlangsungan pelaksanaan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini dalam bentuk kelompok belajar.
3. Tidak adanya bantuan baik dalam bentuk pembinaan teknis ataupun non teknis atau dana secara fisik atau non fisik dari instansi pemerintah yang terkait setelah akan berakhirnya tahun ajaran 2008/ 2009.
4. Keberlangsungan Pendidikan Anak Usia Dini Ar-Rahman dalam bentuk kegiatan Kelompok Belajar Bermain dari adanya keterbatasan warga belajar, pembinaan , donatur yang mengikat atau tidak mengikat, dalam perjalanan kami sampai saat diajukan proposal ini berjalan secara sederhana dalam segi administrasi baik pengajaran maupun pembukuan.

JADI DIRI PAUD AR-RAHMAN


Bangsa Indonesia pada akhir – akhir ini dihadapkan berbagai aspek kehidupan , baik dalam hal budaya, pendidikan , ekonomi, politik , perdagangan , teknolohi, lingkungan dan lainnya secara menyeluruh pada timgkat arus globalisasi yang sangat cepat. Arus globalisasi ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan bangsa Indonesia telah terjadi perubahan dalam tingkat kecepatan yang harus dihadapi bukan dihindari dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia.
Berdasarkan data yang ada di Desa Sirnabaya Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon masih banyak terdapat warga masyarakat yang mempunyai anak pada usia 0 tahun sampai dengan 6 tahun membiarkan anak – anaknya berkembang apa adanya tanpa ada sentuhan pendidikan yang baik, hingga banyak anak – anak perkembangannya mengalami kendala, hambatan baik dalam segi kecerdasan maupun kesehatan. PKBM Sirkaya Desa Sirnabaya Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon MENYELENGGARAKAN RINTISAN Kelompok Bermain ( Kober ) pendidikan anak usia dini yang kami beri nama PAUD AR-RAHMAN.
Dalam hal ini mempunyai peran yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sejak dini. Mengingat pada usia tersebut merupakan usia yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.